Jumat, 30 November 2012

2010 changing my life.

Sedih.. Kecewa.. Menangis darahpun sepertinya tidak akan mengobati luka hati yang aku rasakan saat itu.
Sempat terpintas di benakku, untuk mengakhiri hidup ini saja.
Tapi doa masih sempat aku lantunkan untuk Tuhan Yesus-ku.
Sahabatku yang jarang sekali berkomunikasi denganku,Elizabeth, tiba2 saja menelponku dan berkata: Jul.. Are u ok?!
Perhatian yang sangat amat besar bagiku saat itu, menyelamatkanku dari kebutaan sesaat.

Bandung Feb 2010

Setelah berpisah darinya, aku mulai kehilangan arah dan tujuan hidup.
Selama 2 hari 2 malam aku tidak makan dan tidur.
Kamarku berantakan, tissue bekas airmataku berserakan dimana-mana.
Mama sedih melihat keadaanku yang seperti itu, tapi beliau tidak bisa berbuat banyak. Tidak akan bisa mengubah keadaan apapun.

Satu hari, pagi buta.. Aku menyalakan mesin motorku.
Motor bebek tahun 70-an yang dipinjamkannya padaku karena aku tidak punya kendaraan pribadi untuk beraktivitas saat itu.
Aku mengikuti naluriku, tak punya tujuan tapi aku tetap menyusuri jalan dengan motor tua itu.
Uang di saku hanya Rp 15.000,-
Bensin sudah mau habis. Akhirnya sampailah aku di daerah Cipaganti, daerah sejuk di Bandung.
Aku berbelok ke arah pom bensin terdekat, karena motor tua yang setia menemaniku harus diberi minum, alias sekarat.
Sengaja kaca helmku tidak aku angkat, karena airmata itu masih belum bisa berhenti. Aku isi si tua itu Rp 10.000, masih ada sisa Rp 5.000 pikirku dalam hati.

Aku melajukan kembali motor tua yang setia itu, sambil menyusuri jalan, sambil aku meratapi kisah cintaku dengan lelaki itu.
Beberapa kali aku teriak dalam hati: WHY????????
Saat aku sedang jatuh seperti itu, tiba2 saja aku teringat Carmel yang ada di Lembang, Bandung.
Aku memutuskan untuk pergi kesana, entah bisa atau tidak motor tua itu membawaku pergi, tapi aku bilang: Dalam nama Tuhan Yesus!

Akhirnya memang benar, motor tua itu sanggup membawaku ke Carmel walaupun dengan kecepatan sangat rendah.
Saat aku hendak masuk ke dalam, aku melihat ada beberapa tangkai mawar yang dijual seharga Rp 5.000/ tangkai.
Aku terdiam dan berpikir: Jika aku beli bunga itu, maka aku tak punya uang sama sekali. Gimana nanti jika ban bocor atau terjadi sesuatu di perjalanan pulang? Tapi jika aku tidak membelinya, maka aku akan malu jika masuk dengan bertangan kosong.....
Sempat terjadi pergulatan dalam benakku, tapi akhirnya aku masuk setelah aku mempunyai pendapat: Bukan mereka, manusia yang akan menolongku.. Tapi Tuhan-ku saja.. Peduli amat dengan manusia, aku percaya Dia mengerti keadaanku sekarang!!

Masuk ke dalam taman Carmel itu, sejauh mata memandang yang ada hanyalah bukit Lembang yang asri dan hijau, membuat hati dan pikiran tenang, sekaligus membuatku lebih focus dengan keadaan yang sedang aku alami sekarang.
Aku tersungkur di depan Jalan Salib Tuhan-ku itu.. Aku menangis, aku bercerita tentang kesedihan yang aku alami, tak ada satupun manusia yang bisa menolongku.. Aku percaya hanya Dia yang sanggup!
Setelah mengikuti jalan Salib, dan sampailah aku di makam Nya, aku menguji Tuhan-ku sendiri.
Aku berkata: Tuhan, jika memang dia bukan jodohku, maka kirimlah aku ke suatu tempat, jauh dari Bandung. Kemanapun itu!
Setelah selesai aku bergumul, aku sengaja menghampiri Goa Bunda Maria.
Selain bisa berdoa, disana juga kita bisa melihat pemandangan bukit yang hijau itu.
Selagi aku menangis memandangi bukit hijau itu, ada 2 orang di sebelahku yang sedang bercakap2 dengan suara pelan, mereka membahas: Bali......

Maka aku percaya ini adalah jawaban yang Dia kirim untukku.
Lagi2 aku menguji Tuhan-ku sendiri: Tuhan Yesus, jika memang dia bukan jodohku, maka kirimlah aku ke Bali, menjauh dari kota Bandung yang penuh kenangan pahit ini! Tapi bagaimana caranya? Uangpun aku tak punya, belum lagi ijin dari Papaku yang pasti akan sangat susah sekali didapat. Tapi aku percaya, Engkau tahu yang terbaik untukku.

Setelah selesai bergumul, ada perasaan ringan yang aku dapati.
Aku pulang ke rumah dengan hati yang riang.
Aku berkata pada mama: Ma.. Lie mau ke Bali!
Mama kaget dan berkata: Aduhhhh.. Ngapain kamu anak perempuan ke Bali sendirian??Mau maen?
Tapi aku berkata: Bukan.. Lie mau coba kerja di Bali^^
Mama langsung menegaskan bahwa aku tidak bisa ke Bali kecuali Papa mengijinkan.
Aku ke kamar dan aku berdoa lagi.. Jika memang aku bukan jodohnya, maka tiada yang mustahil bagi-Mu Bapa!

Aku memberanikan diri untuk berbicara pada Papa.
"Pah.. Lie mau ke Bali yah?"
"Haaaaah... Apa2an kamu, anak perempuan ke Bali sendiri?? Jangan aneh2 deh jadi anak! Udah diem di rumah aja!!!"

Aku sedih, kecewa.. Tapi aku tak putus asa, aku terus berdoa pada Tuhan Yesus. Setiap hari, setiap saat..

Sampai suatu hari, Papa memanggilku ke ruang tamu dan berkata: "Kamu masih mau kerja ke Bali?"
"Iya Pah.."
"Ok, kamu boleh ke Bali, tapi dengan syarat Papa ga akan kasih kamu uang sepeserpun, dan jangan pernah minta uang saat kamu di Bali kecuali uang itu untuk tiket pulang ke Bandung!"
"Ok pah!"
Sempat heran mengapa Papa-ku berubah pikiran.
Ternyata mama bilang: Papa nelpon Oma yang di Canada, dia cerita tentang kamu yang pengen kerja di Bali. Oma bilang: Let her go! Biar dia menjadi seseorang, anak mami, semua mami biarkan hidup mandiri. Siapa tau si Jullie memang jodohnya di Bali. Kamu mau anak kamu jadi perawan tua? Seumur hidup ga nikah2?...wkwkwkwkkw.. Lucu juga Oma^^ Sayang, akhir tahun 2010 oma meninggal dunia saat diperiksa kesehatan setelah perjalanannya ke Indonesia menjenguk kami keluarganya.Beliau terkena kanker payudara.
Oma sudah lama menjadi Canadian Citizen.Jadi selama hidupku ini, bisa dihitung jari berapa kali aku bertemu beliau.

Dengan sukacita, aku mulai mencari2 tiket murah ke Bali, mulai mencari-cari lowongan kerja di Bali.
Tapi aku terhening sejenak, gimana caranya aku punya uang untuk ke Bali yah? Untuk bekal hidup selama sebulan pertama???
Kembali aku tak lupa untuk menyerahkan segala perkaraku padaNya.
Tiada yang mustahil bagi yang percaya pada-Nya.

Benar saja, singkat cerita aku mendapatkan uang dari temanku sebesar Rp 1.700.000 dan juga dari kakak tiri perempuanku sebesar Rp 500.000,-
Entah apa yang membuat temanku meminjamkan uangnya itu padaku, dan akhirnya diapun enggan jika aku mengembalikan uang itu padanya.
Aku berkata dalam hati: Is it You Jesus???

Aku datangi warnet, aku click LionAir dari Jakarta ke Denpasar untuk tanggal 10 Februari 2010.
Dan hei.... Langsung ada tiket promo sebesar Rp 350.000,-
Dan hanya pada hari itu saja ada promo, hari sebelum dan sesudahnya semua harga tiket mahal.
Aku bergegas pergi ke Lion Air office yang berada tak jauh dari Bandara Husein Sastranegara, bersama Elizabeth sahabatku.
Setibanya disana, saat aku ditanya hendak pergi kemana dan tanggal berapa, aku sangat terkejut saat petugas Lion itu berkata: "Wah, beruntung banget Mba, ini 1 kursi terakhir loh"
Langsung aku beli tiket itu!
Saat itu aku berkata dalam hati: Thanks Jesus, You always beside me!

Ijin dari papa sudah dapat, tiket sudah dibeli, doa selalu aku selipkan di setiap langkah2 yang aku ambil.
Kenapa aku beli tiket pesawat dari Jakarta? Karena mantan kekasihku itu juga punya rumah di Daan Mogot baru, Jakarta. Dan dia lebih sering menghabiskan waktu di Jakarta daripada di Bandung.
Aku berharap dia datang menghampiriku, mengucapkan perpisahan, saat dia tahu jika aku hendak pergi merantau ke Bali.( Kayak di film2 gituuu....wkwkwkwkwk)

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. 10 Feb 2010, aku peluk mama, beliau menangis sambil memelukku. Aku juga peluk papa, tapi dengan dinginnya beliau berkata: Ya udahlah, kalau ga betah kan bisa pulang!( Gubragggggggggggggg.... )
Aku berangkat ke Jakarta menggunakan bus Prima Jasa. Berbekal koper besar yang isi di dalamnya tentu saja ada baju, tapi ada juga boneka anjing pemberian darinya. Oh ya, juga ada kipas angin kecil, just in case panasnya luar biasa di Bali. Hahaha..^^
Hujan menemani perjalananku ke Jakarta. Sempat takut karena hujannya lebat sekali, dan Jakarta macetnya luar biasa. Aku takut telat dan ketinggalan pesawat.
Lagi2.. Dalam nama Tuhan Yesus.

Berlari di sepanjang corridor menuju locket Lion Air. OMG.. Nyarissss, 2 menit lagi locket akan ditutup. Segera saja petugas Lion Air menyuruhku ke tempat tunggu.
Aku masuk ke dalam pesawat, hujan lebat dan petir masih juga belum reda. Takut, cemas, juga sedih karena ternyata lelaki yang aku tunggu itu tidak juga datang. Padahal aku sudah menyampaikan SMS padanya.
Mesin pesawat sudah meninggi, aku berdoa dalam hati seraya aku mengucapkan perpisahan untuk masa laluku. "Good bye" Dan aku melihat ke bawah, lampu2 rumah yang begitu jelas, hujan lebat, sangat menyayat hati. Tak sadar akupun meneteskan airmataku kembali untuk seseorang yang mungkin tidak memikirkanku sedikitpun.

Sesampainya di Bali, Captain Lion Air berkata: "Welcome to Bali, saat ini bertepatan dengan Saraswati, upacara besar untuk Dewa ilmu pengetahuan. Coba anda sekalian tengok ke bawah!"
Dan WOW!!! Lilin yang begitu banyak terapung di atas air laut. Indah sekali..
Aku merasa Tuhan sangat sayang aku. Tuhan tahu yang terbaik buatku. Ini hadiah yang Tuhan berikan untukku.

To be continue